Archive for Maret 2013
Mengubah Foto Jadi Kartun
Disini saya menggunakan Adobe photoshop CS3/CS4
Ok berikut langkah-langkahnya :
1. Buka Photo yang akan kita rubah menjadi kartun
2. Kemudian masuk ke Menu Filter>Artistic>Poster Edges..
Isikan angka berikut :
Edge Thickness = 10 Edge Inthensity = 4 Posterization = 0
3. Jangan dulu menkan tombol OK, skarang pilih New Effect Layer yang berada di bawah samping icon tong sampah, lalu pilih Film grain pada menu pilihan diatas
Lalu isikan angka sebagai berikut
- Grain = 0 - Highlight Area = 11 - Intensity = 10
4. Pilih new efek layer lagi sekarang pilih cutout
- Number of Level = 8 Edge Simplicity = 4 Edge Fidelity = 3
5. Pilih OK,Dan hasil sementara mungkin masih banyak bercak hitamnya.
6. Nah tahap terakhir yaitu kita akan rapihkan bercak-bercak yang menurut kita tidak perlu dengan menggoreskan Brush Tool (B) untuk mengambil sampel warna kita gunakan EyeDropper Tool (I), Gores2kan sesuai warna nya… misalkan warna bajunya biru pilih dulu eyedropper tool lalu klik pada warna baju, lalu pilih Brush tool dan Goreskan sesuai warna yang sama… dan seterusnya
Hasilnya akan seperti ini.
Semoga bermanfaat. :)
Daun Singkong Pak Kasmun
Matahari masih
tampak malu menunjukan dirinya, bersembunyi, mengintip dari balik lembaran
selendang jingga yang membentang di langit timur. Sementara sang ayam jantan
telah terjaga dari tidurnya sejak beberapa jam yang lalu. Juga sekelompok
burung gereja yang terlihat bersemangat menyambut hari, bergerombol berbaris
rapi, terbang menuju atap-atap rumah dan pohon-pohon. Tak lain halnya dengan
Pak Kasmun, bapak tua berumur 60 tahunan, berkulit legam yang lengannya
dipenuhi otot-otot yang menonjol sebagai bukti bahwa ia pekerja keras. Ia telah
siap dengan topi capingnya(sebuah topi yang terbuat dari anyaman bambu
berbentuk kerucut) dengan membawa cangkul dan parang ia menuju ke sawah.
Bersama setiap kayuhan sepedanya terkumpul amal-amal sholeh, karena setiap
pekerjaannya diawali dengan basmallah dengan niat Ibadah.
Di hari-hari bisaa
ia tak berangkat sepagi ini, tapi karena beberapa hari ini ada seseorang yang
merusak tanaman singkongnya, ia terpaksa berangkat lebih awal dari bisaanya. Ia
ingin tahu siapa orang yang selama ini merusak, memetik daun-daun singkongnya.
Sesampainya di
sawah ia bersembunyi, mengintai dari balik rumput-rumput ilalang yang letaknya
tak jauh dari tanaman singkongnya. Hingga tak berapa lama ia menunggu terlihat
anak kecil berumur 8 tahunan yang mencurigakan, sesekali menengok ke kanan dan
ke kiri berjalan menuju tanaman singkong Pak Kasmun. Kemudian memetik daun-daun
singkongnya dan memasukannya ke dalam kantong kresek yang ia keluarkan dari
saku bajunya.
Pak Kasmun yang
melihatnya spontan marah, ia keluar dari persembunyiannya sambil
mengacung-acungkan parangnya kearah bocah tadi,
“Bocah sialan,
tak tahu adab, apa orang tuamu tidak pernah mengajarkan kebajikan!!!” Teriak
Pak Kasmun lantang.
Sang bocah lari
ketakutan. Pak Kasmun merasa apa yang ia lakukan hari ini pasti membuat bocah
itu jera dan tak akan kembali lagi.
*****
Hari berikutnya,
Masih Matahari
yang sama, langit yang sama, burung-burung gereja yang mungkin sama, topi caping
yang sama, cangkul dan parang yang sama dan semangat yang sama pula, Pak Kasmun
menuju sawahnya. Dan kembali ia lihat bocah yang sama, kembali memetik
daun-daun singkongnya.
“Ahhh, belum
kapok itu bocah.” Gumamnya dalam hati. “Anak siapa sebenarnya ini bocah???”
Karena penasaran
Pak Kasmun membiarkan bocah tadi memetik daun-daun singkongnya sampai puas,
kemudian diam-daiam mengikuti bocah tadi menuju ke rumahnya. Pak Kasmun berniat
menemui orang tuannya untuk memberitahukan kelakukan anaknya agar mau
menasehatinya.
Sampailah di sebuah
rumah kecil berukuran 6x7m dengan kondisi rumah yang tak begitu baik. Bocah
tadi masuk ke dalam rumah itu dari pintu belakang, tanpa ia sadari Pak kasmun
masih mengikutinya. Dari balik pintu yang sedikit terbuka Pak Kasmun mengintip
apa yang dilakukan bocah itu. Kemudian apa yang terjadi ? Pak Kasmun terlihat
menangis. Kenapa? Yah, Pak Kasmun menangis karena ternyata di dalam rumah itu
ada adik dari bocah itu yang menunggu-menunggu kedatangannya. Yang terlihat gembira
saat melihat kakanya pulang dengan membawa sekantong kresek daun singkong
sambil berteriak :”Horee… Hari ini kita makan pakai lauk, Horee… hari ini nggak
cuma nasi yang kita makan, tapi ada juga daun singkong.. Hore…”.
Bagaimana Pak
Kasmun tidak menangis melihat dua bocah yang kegirangan hanya karena sekantong
kresek daun singkong, sementara di tempat lain anak-anak seumurnya sering kali
masih merasa kurang dengan banyak hal yang sudah mereka miliki. Bagaimana Pak
Kasmun tidak menangis melihat dua bocah yang gembira hanya karena bisa makan nasi
dengan lauk daun singkong, sementara di tempat lain banyak orang-orang yang
masih mengeluh padahal apa yang bisa ia makan jauh lebih baik dari itu.
*****
Dua bocah itu
anak yatim, ibunya hanya seorang penjual rombengan (penjual baju-baju bekas).
Dan sejak saat itu, setiap pagi, siang dan sore Pak Kasmun membawakan makanan
ke rumah mereka.
Pagi ini, apa
yang anda makan? Apa anda mengeluhkannya?